Perkembangan bisnis kuliner sedemikian marak dewasa ini. Fenomena ini menjadi sebuah ide sekaligus bacaan menarik bagi para pelaku bisnis. MM UMY sebagai sekolah bisnis yang terdepan dalam mengembangkan potensi inovasi bisnis dengan pendekatan manajemen pikiran bawah sadar menjadikan sukses bisnis kuliner sebagai salah satu bacaan menarik yang disusun dalam sebuah seminar inspiratif. Seminar inspiratif kewirausahaan MM UMY yang berjudul “Sukses Bisnis Kuliner” diselenggarakan pada Sabtu 31 Maret 2012 di Ruang Sidang AR. Fachrudin Unit A Kampus Terpadu UMY dihadiri lebih kurang 150 peserta terdiri atas pelaku bisnis, akademisi dan mahasiswa.
Seminar Kewirausahaan MM UMY ini menghadirkan salah seorang pendiri Bakmie Mbah Mo, Murlidi dan pendiri Waroeng Group, Jody Broto Suseno. Pak Murlidi yang akrab dipanggil Mbak Mo dan sering disebuat sebagai begawan anti marketing ini menjelaskan sejumlah ide-ide yang tidak lumrah dalam menjalankan bisnis dan nyatanya bisnis mbak Mo sukses. Demikian pula Waroeng Groep yang mendesain konsep perusahaan atau warungnya seperti pesantren dan menjalankan konsep-konsep spiritual dalam bisnis. Kedua narasumber meyakini bahwa berbagi dengan pesaing jauh lebih penting daripada mengamati dan mengalahkan pesaing dan kedua narasumber sepakat dalam hal membangun bisnis dengan menghadirkan Allah dan cinta.
Dalam kesimpulannya, Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono menjelaskan bahwa asumsi bisnis, sikap dan perilaku bisnis ala Indonesia sudah selayaknya menjadi subjek sekaligus objek dalam pengembangan kajian bisnis di program-program MM di Indonesia. Sejatinya banyak ilmu-ilmu luar biasa yang telah dijalankan pelaku bisnis lokal dengan basis kearifan setempat. Berkaitan dengan itu, MM UMY berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa berbasis pada karakter keIndonesiaan dan nilai-nilai Islam. Sebagai salah satu inovator dalam pembelajaran bisnis, MM UMY mendesain konsep manajemen pikiran bawah sadar (subconscious management) sebagai pembelajaran berbasis karakter dan nilai-nilai Islam dengan memadukan potensi logika rasional empiris dan potensi bawah sadar.
Seminar Kewirausahaan MM UMY ini menghadirkan salah seorang pendiri Bakmie Mbah Mo, Murlidi dan pendiri Waroeng Group, Jody Broto Suseno. Pak Murlidi yang akrab dipanggil Mbak Mo dan sering disebuat sebagai begawan anti marketing ini menjelaskan sejumlah ide-ide yang tidak lumrah dalam menjalankan bisnis dan nyatanya bisnis mbak Mo sukses. Demikian pula Waroeng Groep yang mendesain konsep perusahaan atau warungnya seperti pesantren dan menjalankan konsep-konsep spiritual dalam bisnis. Kedua narasumber meyakini bahwa berbagi dengan pesaing jauh lebih penting daripada mengamati dan mengalahkan pesaing dan kedua narasumber sepakat dalam hal membangun bisnis dengan menghadirkan Allah dan cinta.
Dalam kesimpulannya, Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono menjelaskan bahwa asumsi bisnis, sikap dan perilaku bisnis ala Indonesia sudah selayaknya menjadi subjek sekaligus objek dalam pengembangan kajian bisnis di program-program MM di Indonesia. Sejatinya banyak ilmu-ilmu luar biasa yang telah dijalankan pelaku bisnis lokal dengan basis kearifan setempat. Berkaitan dengan itu, MM UMY berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa berbasis pada karakter keIndonesiaan dan nilai-nilai Islam. Sebagai salah satu inovator dalam pembelajaran bisnis, MM UMY mendesain konsep manajemen pikiran bawah sadar (subconscious management) sebagai pembelajaran berbasis karakter dan nilai-nilai Islam dengan memadukan potensi logika rasional empiris dan potensi bawah sadar.
Kunjungi situs situs UMY Yogya yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar